Testbed 01 – Ch. 10: New Chapter

Suryachandra, 17 Augurs, Tahun 187. Tidak terasa sudah tiga tahun aku berada di dunia ini. Belum ada tanda-tanda bahwa aku dapat pergi dari dunia ini. Mungkin memang ini bukanlah mimpi belaka seperti yang aku yakini hingga kini. Aku merasa menyerah untuk kembali ke duniaku. Aku yakin, diriku yang sebenarnya telah mati, dan sekarang aku berada di... Continue Reading →

Testbed 01 – Ch.9: What Lies Behind The Curtain

Malam telah tiba. Aku berada di jendela, duduk bersandar di kusen jendela. Ditemani dengan bintang-bintang gemerlap, fenomena aurora, dan bulan-bulan di angkasa, suasana berubah menjadi syahdu. Sebelumnya, Astrid menyuruhku untuk tidur di kamar pasien yang ada di ujung klinik, karena ia biasa melakukan pemeriksaan pasien di kamar sebelahnya. Aku teringat akan kewajibanku untuk melaksanakan shalat.... Continue Reading →

Testbed 01 – Ch. 8: Culture Shock

Astrid menghentikan langkahnya dan menundukkan kepalanya, memegang erat-erat keranjang pikniknya. Ia terdiam berdiri di depanku. Suasana yang pada awalnya ceria berubah menjadi suram, walaupun kondisi cuaca tidak berubah. Sepertinya aku salah dalam melontarkan pertanyaan. Pertanyaan yang seharusnya tidak dijawab, dilontarkan dari mulutku secara tidak sengaja. Aku ingin meminta agar jangan memaksakan diri untuk menjawabnya, namun... Continue Reading →

Testbed 01 – Ch. 7: Losing One

"Kamu diperbolehkan tinggal di sini dan memperbaiki pesawat. Namun, pesawatmu akan disita sebelum kamu mengganti biaya kerusakan ladang milik Giselle." Ucapan yang dikeluarkan melalui mulut Astrid tersebut mengguncang pikiranku. Aku merasakan keguncangan batin yang membuat seluruh pikiranku menjadi tidak berarah. Kesal, sedih, bahagia, tanya, semua menjadi satu. Layaknya sebuah kelompok tanpa seseorang yang memimpinnya, semuanya... Continue Reading →

Testbed 01 – Ch.6: Confiscation

Pagi telah menyambut Cambria, sebuah dunia dimana hamparan ladang gandum dan padang rumput hijau yang luas menghiasi daerah yang bernama Astralaya. Aku duduk di pagi hari, ditemani dengan secangkir air putih hangat di tangan. Akan lebih nikmat bila ditemani dengan secangkir kopi atau teh, namun karena alasan logistik maka air putih hangat saja sudah cukup.... Continue Reading →

Testbed 01 – Ch. 5: Astrid Blackwood

Pagi telah menyambut Cambria, sebuah dunia dimana hamparan ladang gandum dan padang rumput hijau yang luas menghiasi negeri Astralaya. Sebuah dunia dimana teknologi pesawat baru berkembang beberapa tahun ini dan dijadikan sebagai alat transportasi angkutan antar kota di Astralaya yang jaraknya jauh. Mulai dari penduduk, bahan makanan, hingga komoditas hasil karya masing-masing kota diangkut secara massal... Continue Reading →

Testbed 01 – Ch. 4: A World Named Cambria

Langit sudah menunjukkan warna biru kelabunya. Matahari telah bersarang di tempat peristirahatannya. Bulan sabit telah bangkit untuk memulai pekerjaannya sebagai penjaga malam. Dua bulan lainnya yang berukuran lebih kecil mengikutinya. Bintang-bintang dan aurora mulai menghiasi malam yang sepi nan indah. Langitpun berubah menjadi berwarna biru tua dengan nuansa hijau laut. Suatu pemandangan yang sangat indah... Continue Reading →

Testbed 01 – Ch. 3: Mirage

Kosong... Itulah ungkapan pertama atas apa yang dapat kubayangkan pada saat itu. Kekosongan yang mungkin sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata pada saat pertama kalinya aku, dengan tenang dan jelas, melihat tempat tersebut. Di sana hanya terdapat diriku, berdiri sendiri di tengah kekosongan itu. Aku berjalan untuk menyelidiki tempat tersebut. Tempatnya sangat luas, mungkin akan memakan... Continue Reading →

Testbed 01 – Ch. 2: Falling Arrow

Jam di panel instrumen menunjukkan pukul 10.11 WIT. Aku berada di dalam suatu ruangan yang sempit. Dihiasi dengan pemandangan langit di atas Laut Arafura, hatiku merasa sejuk. Rasa puas dan bahagia akan terwujudnya impian yang telah aku inginkan sejak kecil bercampur menjadi satu. Melalui menara ATC dari Dolok, BMKG di Papua mengatakan bahwa kondisi cuaca... Continue Reading →

Testbed 01 – Ch. 1: Prologue

Aku terbangun dari mimpi itu. Mimpi yang selalu menghantuiku sejak aku beranjak dari kota tempat aku dilahirkan. Mimpi yang sangat menyedihkan dan menyakitkan hati, bahkan aku ingin segera melupakannya namun tidak bisa. Dalam mimpi itu, aku berlutut lemas di tengah jalan besar di sebuah kota yang telah hancur lebur, seperti di Kota Sarajevo ketika Perang... Continue Reading →

Buat situs web atau blog di WordPress.com

Atas ↑